Hukum Kotoran Ikan Menurut Fiqih

Deskripsi :

Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, baik dagingnya maupun keindahannya. Dalam pemeliharaannya ada yang menggunakan kolam, tambak, aquarium, dll. Selain itu ikan juga merupakan hewan yang halal dimakan walaupun sudah menjadi bangkai. Seperti sabda Rasulullah SAW.

ุฃูุญูู„ูŽู‘ุชู’ ู„ูŽู†ูŽุง ู…ูŽูŠู’ุชูŽุชูŽุงู†ู ูˆูŽุฏูŽู…ูŽุงู†ู ููŽุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุงู„ู’ู…ูŽูŠู’ุชูŽุชูŽุงู†ู ููŽุงู„ู’ุญููˆุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูŽุฑูŽุงุฏู ูˆูŽุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุงู„ุฏูŽู‘ู…ูŽุงู†ู ููŽุงู„ู’ูƒูŽุจูุฏู ูˆูŽุงู„ุทูู‘ุญูŽุงู„

Telah dihalalkan bagi kami dua bangkai dan dua darah. Dua bangkai itu adalah ikan dan belalang. Dua darah itu adalah hati dan limpa.

Dalam pemeliharaan tentu ikan tersebut mengeluarkan kotoran yang mungkin bagi sebagian atau bahkan sebagian besar masyarakat tidak dianggap masalah

Soal :

Apakah kotoran ikan hukumnya najis ?

Bagaimana status hukum air yang digunakan untuk memelihara ikan tersebut ketika ikan mengeluarkan kotoran ?

Jawaban :

Menurut sebagian besar ulama syafi’iyah berpendapat bahwa semua kotoran baik dari hewan yang halal dimakan dagingnya maupun yang haram dimakan hukumnya najis. Walaupun dari ikan ataupun belalang. Sedangkan menurut pendapat Imam Ushtukhriy dan Imam Arrauyaniy bahwa air kencing dan kotoran dari hewan yang halal dimakan dagingnya, hukumnya suci.

Jika jumlah air yang digunakan untuk memelihara ikan tersebut kurang dari dua qullah (270 liter), maka hukumnya najis. Tetapi jika lebih dari dua qullah maka hukumnya tetap suci asalkan kotoran tersebut tidak merubah sifat air (warnanya, baunya dan rasanya).

Referensi :

ุฃุญุฏู‡ู…ุง ู…ุง ู„ูŠุณ ู„ู‡ ุงุฌุชู…ุงุน ูˆุงุณุชุญุงู„ุฉ ููŠ ุงู„ุจุงุทู† ูˆุฅู†ู…ุง ูŠุฑุดุญ ุฑุดุญุง ูƒุงู„ู„ุนุงุจ ูˆุงู„ุนุฑู‚ ูˆู†ุญูˆู‡ู…ุง ูู„ู‡ ุญูƒู… ุงู„ุญูŠูˆุงู† ุงู„ู…ุชุฑุดุฎ ู…ู†ู‡ ุฅู† ูƒุงู† ู†ุฌุณุง ูู†ุฌุณ ูˆุฅู„ุง ูุทุงู‡ุฑ

ูุงุนู„ู… ุฃู† ุงู„ู…ู†ูุตู„ ุนู† ุจุงุทู† ุงู„ุญูŠูˆุงู† ู†ูˆุนุงู†

ุงู„ู†ูˆุน ุงู„ุซุงู†ูŠ ู…ุง ู„ู‡ ุงุณุชุญุงู„ุฉ ูƒุงู„ุจูˆู„ ูˆุงู„ุนุฐุฑุฉ ูˆุงู„ุฏู… ูˆุงู„ู‚ูŠุก ูู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃุดูŠุงุก ูƒู„ู‡ุง ู†ุฌุณุฉ ู…ู† ุฌู…ูŠุน ุงู„ุญูŠูˆุงู†ุงุช ุงู„ู…ุฃูƒูˆู„ุฉ ูˆุบูŠุฑู‡ุง ูˆู„ู†ุง ูˆุฌู‡ ุฃู† ุจูˆู„ ู…ุง ูŠุฃูƒู„ ู„ุญู…ู‡ ูˆุฑูˆุซู‡ ุทุงู‡ุฑุงู† ูˆุจู‡ ู‚ุงู„ ุงู„ุฃุตุทุฎุฑูŠ ูˆุงู„ุฑูˆูŠุงู†ูŠ ูˆู‡ูˆ ู…ุฐู‡ุจ ู…ุงู„ูƒ ูˆุฃุญู…ุฏ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง ูˆุชู…ุณูƒูˆุง ุจุฃุญุงุฏูŠุซ ู‡ูŠ ู…ุนุงุฑุถุฉ ูˆู‚ุฏ ูˆู‚ุน ุงู„ุฅุฌู…ุงุน ุนู„ู‰ ู†ุฌุงุณุฉ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃุดูŠุงุก ู…ู† ุบูŠุฑ ุงู„ู…ุฃูƒูˆู„ ูˆูŠู‚ุงุณ ุงู„ู…ุฃูƒูˆู„ ุนู„ู‰ ุบูŠุฑู‡ ู„ุฃู†ู‡ุง ู…ุชุบูŠุฑุฉ ู…ุณุชุญูŠู„ุฉ ู…ุณุชู‚ุฐุฑุฉ

(ูƒูุงูŠุฉ ุงู„ุฃุฎูŠุงุฑ ย ุต : 64 ุจุงุจ ุฅุฒุงู„ุฉ ุงู„ู†ุฌุงุณุฉ )

Artinya : Ketahuilah bahwa sesuatu yang keluar dari dalam tubuh hewan ada 2 macam :

Pertama : Sesuatu yang tidak berkumpul dan berubah di dalam perut hewan,ketika mengeluarkan cairan seperti air liur,keringat dan lain lain. Hukumnya sesuai hewan tersebut jika hewan tersebut najis maka cairan tersebut najis dan jika hewan tersebut suci maka cairan tersebut suci.

Kedua : Sesuatu yang berubah di dalam perut hewan seperti air kencing, kotoran dan muntahan.Semuanya itu hukumnya najis baik dari hewan yang halal dimakan maupun tidak dan saya (mushannif) memiliki sebuah pendapat bahwa air kencing hewan yang halal dimakan dan kotorannya hukumnya suci sesuai pendapat Imam Ushtukhriy dan Arrauyaniy. Adapun pendapat ini merupakan pendapat Madzhab Imam Malik dan Ahmad, serta merekaย  berpegangan dengan hadist hadist yang bertentangan (secara lafazd). Dan terjadi sebuah ijmak atas kenajisan air kencing, kotoran dan muntahan dari hewan yang haram dimakan dagingnya. Dan kotoran hewan yang halal dimakan dagingnya diqiaskan terhadap hewan yang haram dimakan dagingnya dikarenakan kotoran tersebut berubah didalam perut dan menjijikkan.

( Kifayatul Akhyar. Hal : 63 Bab : Izalatun najasah )

ูƒุชุงุจ ุงู„ุทู‡ุงุฑุฉ

ุงู„ู…ูŠุงู‡ ุงู„ุชูŠ ูŠุฌูˆุฒ ุจู‡ุง ุงู„ุชุทู‡ูŠุฑ ุณุจุน ู…ูŠุงู‡ ู…ุงุก ุงู„ุณู…ุงุก ูˆู…ุงุก ุงู„ุจุญุฑ ูˆู…ุงุก ุงู„ู†ู‡ุฑ ูˆู…ุงุก ุงู„ุจุฆุฑ ูˆู…ุงุก ุงู„ุนูŠู† ูˆู…ุงุก ุงู„ุซู„ุฌ ูˆู…ุงุก ุงู„ุจุฑุฏ ุซู… ุงู„ู…ูŠุงู‡ ุนู„ู‰ ุฃุฑุจุนุฉ ุฃู‚ุณุงู… ุทุงู‡ุฑ ู…ุทู‡ุฑุŒ ู…ูƒุฑูˆู‡ ูˆู‡ูˆ ุงู„ู…ุงุก ุงู„ู…ุดู…ุณ ูˆุทุงู‡ุฑ ุบูŠุฑ ู…ุทู‡ุฑ ูˆู‡ูˆ ุงู„ู…ุงุก ุงู„ู…ุณุชุนู…ู„ ูˆุงู„ู…ุชุบูŠุฑ ุจู…ุง ุฎุงู„ุทู‡ ู…ู† ุงู„ุทุงู‡ุฑุงุช ูˆู…ุงุก ู†ุฌุณ ูˆู‡ูˆ ุงู„ุฐูŠ ุญู„ุช ููŠู‡ ู†ุฌุงุณุฉ ูˆู‡ูˆ ุฏูˆู† ุงู„ู‚ู„ุชูŠู† ุฃูˆ ูƒุงู† ู‚ู„ุชูŠู† ูุชุบูŠุฑ ูˆุงู„ู‚ู„ุชุงู† ุฎู…ุณู…ุงุฆุฉ ุฑุทู„ ุจุบุฏุงุฏูŠ ุชู‚ุฑูŠุจุง ููŠ ุงู„ุฃุตุญ

Artinya: Macam-macam Air yang dapat dibuat untuk bersuci ada 7 (tujuh) yaitu air hujan (langit), air laut, air sungai, air sumur, air sumber (mata air), air salju, air dingin. Jenis air ada 4 (empat) yaitu (a) air suci dan mensucikan; (b) air yang makruh yaitu air panas; (c) air suci tapi tidak meyucikan yaitu air mustakmal dan air yang air berubah karena kecampuran perkara suci; (d) air najis yaitu (i) air kurang 2 qullah yang terkena najis atau (ii) air mencapai 2 qullah terkena najis dan berubah. Adapun ukuran 1 qullah adalah 500 (lima ratus) kati baghdad menurut pendapat yang paling sahih.

(Matan Taqrib. Hal : 03 Bab : Kitab At Thoharoh)