Tentang Rasulullah dan Rasa Mahabbah kepada Rasulullah

Malam 1 Rabiul awwal 1443 hijriah, di awal bulan di mana Rasulullah di lahirkan, bahkan bertepatan pada malam jum’at. Allah memberikan berkah yang tak terduga, dengan hadirnya Syarifah Fatimah Az Zahra Binti Habib Mundzir Al Musawa. Atau biasa dipanggil dengan syarifah fatimah Musawa di Pondok Al-Hikam tercinta.

Dalam malam singkat yang penuh barokah itu, beliau memberikan banyak sekali ilmu yang dapat membuat hati kita semakin dekat dan cinta kepada Rasulullah. Yang dengan tausiyahnya membuat hati kita menjadi lebih tenang. dengan itu, kita menjadi lebih tau bahwa ternyata kita sebagai umat islam kurang sekali mengenal sosok manusia yang paling sempurna di alam semesta ini. Beliau mengajarkan bagaimana caranya kita sebagai seorang muslim mengenali manusia paling sempurna ciptaan Allah, yaitu beliau Rasulullah SAW.

Syarifah Fatimah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW itu tidak bisa dipikirkan melainkan kita jatuh cinta kepada Rasulullah. Jadi kita tidak bisa memikirkan Rasulullah tanpa kita jatuh cinta kepada beliau. Rasulullah adalah sosok manusia seperti kita, sesuai sifat jaiz para Nabi yaitu الا عرض البشريه  yang artinya “sifat-sifat kemanusiaan”, hanya saja Allah menciptakan Rasulullah dengan keistimewaan dan kesempurnaan.

Menurut beliau (Fatima Musawa), Habib Al-Habsyi pernah berkata : “Bahwa Rasulullah adalah seorang kekasih yang sempat membuat bulan cemburu karena saking indahnya dan tidak pernah ada waktu yang cukup umtuk menjelaskan keindahannya.

Rasulullah juga diciptakan menjadi rahmatan lil ‘alamin atau rahmat bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk umat islam saja, bahkan Rasulullah juga membawa rahmat untuk umat yang lain.

Sudahkah kita mencintai Rasulullah?

Beliau mencintai umat-umatnya dan juga dicintai umat-umatnya. Bukan hanya kalangan manusia, bahkan unta pun yang berupa hewan, mencintai Rasulullah.

Syarifah Fatimah bercerita, bahwa dulu unta ketika berjalan menuju Madinah tidak perlu di pegang tali kekangnya. Para unta itu akan berjalan sendiri menuju Madinah, karena unta-unta itu tau dimana kekasihnya berada. Bahkan dulu, Rasulullah pernah mengorbankan 63 unta. Dan unta-unta itu justru berebut ingin di sembelih oleh Rasulullah saking cintanya pada Rasulullah.

jadi, jika unta saja begitu mencintai Rasulullah, bagaimana dengan kita umatnya? Sudahkah kita memiliki kecintaan terhadap Rasulullah?

Rasulullah memberikan kepada kita banyak sekali teladan yang sangat baik, tapi sudahkah kita menirunya?

Rasulullah bahkan pernah bersabda “Barang siapa dari umatku yang membantu orang lain, maka aku bertanggung jawab untuk membantunya.”

Di akhir pertemuan penuh berkah itu, syarifah Fatimah mengajak kita untuk meniru kebiasaan Rasulullah sebagai bukti cinta kita kepada Rasulullah. Kebiasaan apapun itu, sekecil apapun itu. Sebagai bukti bahwa kita bisa mencintai Rasulullah dengan cara apapun bahkan dengan cara yang begitu sederhana.

Semoga Allah menambah rasa cinta kepada-Nya dan kepada kekasih-Nya yaitu Rasulullah SAW. Hingga tak ada hal yang bisa mengalihkan kita dari keduanya.

Semoga kelak di hari Akhir, kita termasuk umat yang mendapat syafaat dari Rasulullah.

aamiin yaa rabbal ‘alamin.