Pentingnya memiliki adab saat berbicara dan mendengarkan

Materi kali ini akan sedikit menyinggung tentang adab berbicara dan adab mendengarkan.

Sudah tak salah perlu di pungkiri lagi, bahwa islam sangat menekan tentang akhlaq, tatakrama, adab dalam setiap detik kehidupan kita. Akhlaq bahkan bisa menjadi tolak ukur tentang keilmuan seseorang. Karena percuma seseorang memiliki ilmu yang sangat tinggi jika tidak memiliki adab. Bahkan ada satu maqalah yang sudah tak asing lagi di telinga kita tentang pentingnya memiliki adab di banding ilmu.

(الادب فوق العلم)

Adab lebih tinggi derajatnya daripada Ilmu

Bahkan tak sedikit kitab yang menerangkan tentang akhlaq agar umat islam bisa mempelajari tentang adab lebih dalam lagi. seperti Kitab Taklim al-Muta’allim dinilai mengalahkan kitab-kitab akhak yang lain, kitab Washaya al-Aba’ li al Abna’ karya Muhammad Syakir, Akhlaq li al-Banin dan Akhlaq li-al Banat hasil karya Umar bin Ahmad Barja, Irsyad al-‘Ibad karya Zain al-Din al-Malibari, dan juga kitab Nashaih al-‘Ibad karya ulama asal Indonesia, Syekh Nawawi al-Bantani.

Tentang mendengarkan

Mendengarkan seseorang berbicara atau bercerita mungkin sesuatu hal yang mudah, cukup memasang telinga dan itu sudah bisa di sebut mendengarkan. Tapi islam mengajarkan lebih tentang adab mendengarkan. Seperti yang telah di jelaskan dalam kitab at-tahliyah wat-targhib fi at-tarbiyah wat-tadzhib, kilasannya sebagai berikut:

  • Menghadap ke orang yang mengajak bicara. Mungkin hal di samping terkesan sangat mudah dan sepele. Tapi tanpa kita sadari bahwa menghadap ke orang yang sedang bicara itu, memberi kesan menghargai pada orang yang sedang berbicara
  • Mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan sungguh-sungguh itu sangat penting bagi kita. memfokuskan telinga kita ke arah pembicaraan orang tersebut, agar kita bisa memberi respon terbaik dan pembicaraan menjadi nyambung.
  • Menahan diri untuk tidak bertanya sebelum orang yang berbicara selesai dengan pembicaraannya (tidak memotong pembicaraan). Hal ini sangat penting karena bisa menjadi penilaian tentang attitude dalam pergaulan. Bukan hanya dalam pergaulan, dalam menjalin kerjasama juga attitude seperti ini sangat penting karena bisa menjadi penilaian seseorang yang akan menjalin kerjasama.
  • Tidak menjawab pertanyaan yang tidak di tujukan kepada kita. Hal ini sangat berpengaruh pada percakapan, karena ‘nimbrung’ alias mencampuri pembicaraan tanpa izin kadang menimbulkan rasa tidak nyaman pada orang yang sedang mengobrol dan terkesan seperti tidak memiliki attitude.

Tentang berbicara

Berbicara juga penting dalam pergaulan, terlebih lagi dalam syiar islam yang kadang hanya karena salah sikap kadang membuat hilangnya kepercayaan terhadap apa yang sedang di syiarkan.

Sumber materi dalam adab berbicara ini masih sama dengan materi mendengarkan, yaitu kitab at-tahliyah wat-targhib fi at-tarbiyah wat-tadzhib, kilasannya sebagai berikut:

  • Sesuatu yang di ucapkan itu bisa menarik manfaat atau bermanfaat dan menghindari bahaya. Hal ini di maksudkan untuk menghindari umat islam berbicara omong kosong yang tidak berguna dan menimbulkan prasangka bahwa seseorang yang sedang berbicara itu kurang berilmu.
  • Menyesuaikan topik sesuai dengan siapa kita berbicara. Jelas sekali, jika topik yang di bicarakan tidak di sesuai kan dengan siapa kita bicara maka bisa saja menimbulkan ketersinggungan. Karena yang di ajak bicara merasa di remehkan. Misal kita membahas tentang teknologi pada seorang petani yang tidak tahu menahu tentang masalah teknologi, wajar saja jika sang petani akan merasa tersinggung karena tidak sanggup mengimbangi topik.
  • Bicaralah secukupnya. Terlalu banyak bicara tidak akan menimbulkan kesan pintar, kadang jusru menampakkan kebodohan. Selain membuang waktu juga terkesan sia-sia jika yang di bicarakan sama sekali tidak bermutu.
  • Pilihlah kata yang membuat seseorang yang di ajak bicara merasa senang. Memilih kalimat itu sangat penting agar tidak melukai hati yang sedang di ajak bicara. Walaupun nada bicara yang di gunakan itu halus, jika kalimat yang digunakan tidak pas tetap saja bisa menimbulkan rasa sakit hati, tidak nyaman, dan ketersinggungan.
  • Menyesuaikan ucapan dan perbuatan. Menyesuaikan kedua hal ini juga sangat penting agar tidak menimbulkan kesan hanya bisa menasehati tanpa bisa menunjukkan bahwa kita bisa melakukan nasehat yang kita berikan.
  • Bicara dengan suara yang wajar. Maksudnya dalah menyesuaikan intonasi dan nada bicara saat sedang menjelaskan atau menceritakan agar tidak timbul kesalahpahaman dengan nada bicara yang di gunakan.

Sekian materi tentang Berbicara dan Mendengarkan, salah dan kurang mohon maaf

Semoga bermanfaat…….

baca juga : Hari Santri Nasional